3 Golongan Yang Ditakuti Rasulullah s.a.w

3 golongan yang sangat ditakuti oleh Rasulullah s.a.w muncul dari golongan umat Islam:
  1. Ahli agama yang sesat
  2. Orang yang selalu mengikut hawa nafsunya
  3. Seorang pemimpin atau hakim yang derhaka
Ahli agama yang sesat adalah ahli agama yang menjadikan agama itu untuk mencari kesenangan duniawi, sehingga sanggup ia merubah kebenaran hukau Allah atau mempermainkan agama Allah.

Orang yang senantiasa mengikut hawa nafsunya dan mengabaikan larangan dan perintah-perintah Allah, maka orang semacam ini tidak mahu memperdulikan perkara yang haram dan yang halal. Baginya yang penting adalah kepuasan hidup secara kebendaan semata-mata.

Pemimpin atau hakim yang derhaka iaitu hakim yang memutuskan yang tidak berdasarkan Kitabullah atau menyelewengkan hukum untuk kepentingan duniawi. Begitu juga penguasa dikatakan derhaka apabila dia menyalahi amanat yang dibebankan oleh Allah kepada dirinya dalam mengurus kepentingan umat.

Dari Hudzaifah, ia berkata, Rasulullah s.a.w bersabda,

'Allah tidak akan menerima puasa ahli bida'ah, tidak pula solatnya, hajinya , umrahnya dan jihadnya. Ia keluar dari Islam laksana seutas rambut yang keluar dari tepung.'
- hadith riwayat Ibnu Majah

Seseorangyang melakukan perbuatan bida'ah, sehingga ia akhirnya digolongkan sebagai ahli bida'ah, maka segala amal ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah dan dia dinilai telah keluar dari Islam secara halus sebagaimana keluarnya sehelai rambut yang ditarik dari tepung.

Dari Katsir bin Abdillah bin Amr bin Auf dari bapanya dari datuknya, sesungguhnya Rasulullah s.a.w pada suatu hari bersabda kepada Bilal bin Harits, katanya,

'Wahai Bilal, ketahuilah sesungguhnya barangsiapa yang menghidupkan salah satu sunnahku tetapi sunnah itu tekah ditinggalkan orang sesudahku, maka ia akan mendapat pahala untuk dirinya dan pahala orang-orang yang melaksanakan tanpa mereka itu dikurangi pahalanya sedikitpun. Dan barangsiapa melakukan sesuatu yang tersesat yang tiada diredhai oleh Allah dan rasulNya, maka ia mendapatkan dosa bagi dirinya dan dosa orang-orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun dosa orang-orang yang mengikutinya.'
- hadith riwayat Ibnu Majah dan Tarmidzi yang mengatakan hadith ini hassan

Orang yang melakukan bida'ah tidak akan mendapatkan keredhaan dari Allah, bahkan perbuatan bida'ah itu apabila ditiru orang lain, maka ia turut memikul dosa para pengikut tersebut. Dan jika dia memiliki kebaikan, maka kebaikannya akan selalu dikikis hingga habis oleh dosa-dosanya kerana perbuatan bida'ah itu.

Degan demikian, seorang tokoh pembuat bida'ah kelak di akhirat akan memikul dosanya sendiri dan dosa orang-orang lain yang menjadi pengikutnya.




No comments:

Post a Comment