Bersegera Berbuat Kebaikan, Ancaman Membuat Keburukan

Dari Jarir bi Abdillah, ia berkata, kami berada di permulaan pagi di sekeliling Rasulullah s.a.w lau datng suatu kaum (lalu disebutkan hadithnya dengan panjang). Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda,

'Barangsiapa di dalam Islam ini memberikan suatu contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahala atas kebaikan dirinya dan pahala orang-orang yang mengamalkannya sesudahnya tanpa berkurang sedikitpun pahala-pahala mereka itu. Barangsiapa di dalam Islam ini mempelopori sesuatu hal yang tidak baik, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang turut melaksanakannya tanpa berkurang sedikitpun dosa-dosa mereka itu.'
- hadith riwayat Muslim dan 4 ahli hadith kecuali Abu Dawud dan Ahmad

Dan Hakim meriwayatkannya seperti ini dari hadith Hudzaifah dengan lafadz,

'Barangsiapa memberi contoh kebaikan, maka hendaklah ditiru kebaikannya.'

Dan pada riwayat Thabrani dari hadith Watsilah bin Aqsa' dengan lafadz,

'Bagi orang itu pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya selama masa hidupnya dan sesudah matinya sehingga hal itu ditinggalkan orang.' 

dan ia tambahkan, 

'Barangsiapa meninggal dengan mewariskan kebaikan, maka amalan itu mengalir terus kepadanya sampai ia dibangkitkan pada hari kiamat.'

Rasulullah s.a.w sagat menganjurkan setiap umat Islam untuk menjadi perintis dalam hal kebajikan di luar urusan ibadah. Ini adalah kerana dalam urusan ibadah setiap orang wajib mengikuti apa adanya yang tercantum di dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. Ia tidak boleh dikurangi dan tidak boleh  menambah, tetapi dalam urusan keduniaan, setiap orang Islam dianjurkan menjadi pelopor dan perintis segala macam kebaikan.

Bagi orang yang mahu menjadi perintis segala macam kabaikan, jika kemudian kebaikannya itu ditiru oleh orang lain, maka orang tersebut disamping mendapat pahala dari amalnya sendiri, ia pun mendapatkan pahala dari segenap orang yang mengikuti segala jejak kebaikannya. Dan para pengikut tadi tidak akan dikurangi pahalanya kerana diberi kepada pengikutnya, tetapi para pengikut tetap memperoleh pahala yang cukup dari amal kebaikan dirinya. Perkara ini menunjukkan adanya dorongan balasan istimewa dari Allah kepada para pereka segaal macam kebaikan di dunia dalm urusan-urusan keduniaan.

Tetapi sebaliknya perkara perbuatan dosa dan kemudian diikuti orang lain, maka dia mendapatkan dosa atas perbuatannya itu sendiri dan pula memikul dosa-dosa dari segenap orang yang meniru perbuatan dosanya tersebut. Oleh sebab itu, Rasulullah s.a.w mengingatkan kita untuk berhati-hati di dalam melakukan amal perbuatan. Dengan ini, setiap kita merintis amal perbuatan harus benar-benar berkonsepkan kepada tuntunan Islam supaya kita tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa.

Dari Abu Hurairah, sesudahnya Rasulullah s.a.w bersabda,

'Barangsiapa yang mengajak kepada hidayah (Islam), maka ia akan mendapatkan pahala bagi dirinya sendiri dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tiada berkurang sedikit pun dari pahala mereka itu. Dan barangsiapa mengajak kepadanya kesesatan, maka ia mendapatkan dosa atas perbuatannya itu dan orang-orang lain yang mengikutnya, tanpa mereka berkurang sedikitpun dosanya-dosanya.'